rumpibanget.com - Berikut ini rumpibanget.com ingin mengupas beberapa mitos seputar kesehatan yang sering kali oleh masyarakat dianggap benar. Namun faktanya mitos-mitos tersebut tidaklah berdasar dan tak terbukti kebenarannya. Apa saja? Berikut kupasannya. Inilah Info Sesat Mengenai Mitos Kesehatan Yang Ternyata Salah Kaprah.
1. Mie Instan Berbahaya bagi Kesehatan
Sampai saat ini banyak opini berkembang baik dari orang awam bahkan sebagian dokter mengatakan bahwa mie instan harus dihindari karena berbahaya bagi kesehatan. Berbagai berita dan mitos tidak jelas mengatakan bahwa mie instan mengandung lilin, menyebabkan operasi pemotongan usus dan berbagai hal menyeramkan lainnya.
Padahal produk mie instant diawasi ketat melalui standarisasi internasional yang ditetapkan Codex Alimentarius Commission (CAC) dan standarisasi nasional oleh Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM).
Forum CAC (Codex Alimentarius Commission) merupakan organisasi perumus standar internasional untuk bidang pangan. Berbagai produk dan industri makanan yang ada di Indonesia harus dibuat berdasarkan CODEX Alimentarius Commission, badan standar makanan internasional.
Memang Mie Instan mengandung bahan tambahan seperti seperti nipagin (methyl p-hydroxybenzoate ) yang berfungsi sebagai pengawet dengan batas maksimum penggunaan. Menurut Codex Alimentarius Commission (CAC), Permenkes No.722/1988 dan BPOM bahan pengawet tersebut diizinkan dan tidak berbahaya.
Untuk makanan seperti mie instan, asalkan tidak melebihi kadar maksimum yang ditentukan Badan POM, yakni 250 mg per kg. Di setiap negara batas maksimum pemakaian Nipagin berbeda seperti Amerika Serikat, Kanada, Singapura, dan Hongkong. Penentuan batas keamanan yang sangat bervariatif tersebut karena sampai saat ini belum ada data dasar dan data ilmiah yang mendasari penentuannya.
Anehnya, orang tua tampaknya tetap merasa aman dengan mie industri lain yang juga banyak dikonsumsi untuk rumah makan, restoran dan penjaja mie goreng keliling. Padahal produk lainnya tersebut belum tentu mengikuti standarisasi yang ketat. Banyak mie buatan home industri atau produksi pabrik tersebut yang mengandung bahan pewarna berbahaya dan pengawet berbahaya yang tidak terdeteksi tetapi masyarakat tidak pernah takut.[next]
2. Minum Es, Debu, Makan Gorengan sebagai Penyebab Sakit Flu
Saat mengalami keluhan radang tenggorokan, pilek, bersin atau demam seringkali masyarakat mengkambing hitamkan minum es, debu atau udara dingin. Hal lain yang sering dijadikan alasan penyebab sakit flu, demam, batuk atau pilek karena kecapekan, kena hujan, kena angin, kena debu, naik sepeda motor, atau kipas angin.
Faktanya alasan yang dikemukan orang tersebut adalah tidak benar sebagai penyebab atau bukan penyebab langsung sakit infeksi batuk, pilek dan demam yang di alami anaknya. Banyak yang meyakini bahwa sakitnya yang diderita selama ini karena hal tersebut. Padahal bila dicermati penularan penyakit yang utama adalah terjadi kontak sumber penularan dan ada kontak yang sakit di sekitarnya 1-2 hari sebelumnya.
Faktor daya tahan tubuh juga menjadi faktor penting, karena meskipun ada kontak manusia bisa terhindar dari flu atau paling tidak gejalanya ringan yang pernah kita sadari. Bila tidak ada kontak dan sumber penularan flu tidak akan terjadi. karena virus tersebut tidak akan beterbangan di udara bebas yang luas, seperti di jalan, di udara luas dan tertiup angin dengan jarak yang jauh. Kalaupun es, udara dingin, atau gorengan hanya akan memperberat saat sudah terkena flu atau radang tenggorokan. Tetapi saat sehat bila terkena paparan tersebut tidak berpengaruh.[next]
3. Vetsin (MSG) Berbahaya bagi Kesehatan
Sampai seratus tahun penggunaan MSG atau Vetsin oleh manusia sampai saat ini tidak ada penelitian sedikitpun yang membuktikan bahwa vetsin berbahaya bagi kesehatan. Mitos yang selama ini dianut oleh masyarakat awam dan sebagian klinisi atau dokter bahwa MSG berbahaya ternyata mitos yang tidak benar. Ternyata MSG atau vetsin aman untuk digunakan atau dikonsumsi dalam makanan sehari-hari.
Berbagai mitos tentang efek samping MSG tidak memiliki bukti ilmiah yang kuat, sehingga seluruh badan pengawasan makanan dunia masih menggolongkan MSG sebagai bahan yang “Generally Regarded as Safe” (GRAS) dan tidak menentukan berapa batas asupan hariannya.
Bila terjadi kontroversi tentang suatu masalah sebaiknya merujuk perbedaan pendapat tersebut tertuju pada penelitian ilmiah atau rekomendasi resmi institusi kesehatan internasional yang kredibel.
MSG tersusun atas 78% Glutamat, 12% Natrium dan 10% air. Kandungan glutamat yang tinggi itulah yang menyebabkan rasa gurih dalam segala macam masakan. Glutamat itu sendiri termasuk dalam kelompok asam amino non esensial penyusun protein yang terdapat juga dalam bahan makanan lain seperti daging, susu, keju, ASI dan dalam tubuh kita pun mengandung glutamat. Di dalam tubuh, glutamat dari MSG dan dari bahan lainnya dapat dimetabolisme dengan baik oleh tubuh dan digunakan sebagai sumber energi usus halus.
Badan-badan kesehatan dunia saat ini seperti JEFCA (FAO+WHO khusus bahan pangan), Komunitas Kesehatan Eropa, US FDA dan BPOM menyatakan aspek keamanannya dan memberikan batas asupan harian dalam penggunaan MSG adalah NOT SPECIFIED atau secukupnya. Tidak ada penetapan angka dalam penggunaanya dalam mengkonsumsi MSG.
Di Amerika, pengunaan MSG dimasukan dalam kategori GRAS (Generally Recognized as Safe) sama seperti penggunaan garam, gula dan soda kue dalam pengguaanya. Isu-isu negatif yang beredar tidak didasari oleh kajian-kajian ilmiah yang diakui kredibilitasnya. Ada beberapa penelitian memvonis MSG sebagai sumber penyakit ternyata menggunakan metode penelitian yang rancu dan tidak relevan dalam penggunaan MSG dalam kehidupan sehari-hari.[next]
4. Sakit Maag karena Terlambat Makan
Kekambuhan sakit maag atau dispesia karena terlambat makan masih belum dapat dijelaskan secara ilmiah dan masih belum ada penelitian yang membuktikannya. Tetapi fakta yang ada bahwa umat muslim melakukan puasa hingga sampai lebih 12 jam juga terbukti tidak mengakibatkan gangguan maag pada sebagian besar pelakunya.
Penyakit Maag atau dispesia adalah gejala penyakit yang menyerang lambung karena terjadi perlukaan atau peradangan pada lambung yang menyebabkan sakit, nyeri, mulas, dan perih pada saluran pencernaan terutama bagian atas. Gejala lain yang bisa dirasakan selain rasa tidak nyaman, juga mual, muntah, nyeri ulu hati, bloating (lambung merasa penuh), kembung, bersendawa, cepat kenyang, perut keroncongan (borborgygmi) sering buang angin. Penyakit maag juga sering disertai gangguan mulut seperti mulut berbau, sariawan, gusi dan gigi sering ngilu, lidah kotor, gusi berdarah, bibir kering dan berdarah. Gejala itu bisa akut atau jangka pendek, berulang, dan bisa juga menjadi kronis. Terjadi kondisi kronis jika gejala itu berlangsung lebih dari satu bulan terus-menerus.[next]
5. Makan Malam Dapat Menyebabkan Kegemukan
Sebuah studi yang dilakukan oleh the American Journal of Clinical Nutrition menemukan bahwa orang-orang yang gemar makan malam mengonsumsi lebih banyak kalori daripada mereka yang tidak. Berdasarkan pada studi tersebut, munculah sebuah saran untuk menurunkan berat badan dengan mengabaikan keinginan untuk makan sebelum tidur.
Melansir dari livestrong.com, setidaknya ada tiga pandangan yang menghubungkan antara camilan malam dan berat badan.
- Pandangan pertama mengatakan bahwa metabolisme kita melambat saat kita tidur. Hal ini menunjukkan jika kita makan sebelum tidur, kalori akan membakar kalori yang kita makan sebelumnya dengan lambat pula. Studi terbaru menemukan metabolisme sedikit melambat di malam hari. Pembakaran tetap dilakukan untuk memberikan energi pada kerja hati, paru-paru dan otak yang aktif selama proses pembakaran terjadi.
- Pandangan kedua menghubungkan antara camilan malam dengan kadar tinggi insulin. Makanan yang dikonsumsi pada malam hari akan disimpan sebagai lemak. Penyimpanan lemak inilah yang akan memicu tingginya kadar insulin dalam aliran darah. Sedangkan kadar insulin secara signifikan akan lebih rendah di pagi hari. Penelitian kemudian menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan tingkat kadar insulin pada siang maupun malam hari. Sehingga, kenaikan berat badan dapat dipicu oleh makanan tak sehat yang dikonsumsi baik pada waktu sarapan, makan siang ataupun malam hari.
- Pandangan ketiga berfokus pada bagaimana tubuh menyimpan karbohidrat. Karbohidrat tidak akan disimpan sebagai glikogen jika tingkat glikogen dalam tubuh telah penuh. Maka, penyimpanan karbohidrat akan beralih menjadi lemak. Tetapi, pandangan tentang penyimpanan karbohidrat ini belum terbukti. Pandangan ini menunjuk pada jenis makanan apa yang kita konsumsi sebelum tidur yang akan berpengaruh pada berat badan.
Jika camilan malam yang kamu konsumsi mengandung banyak gula dan tinggi kalori, maka tak perlu diragukan lagi ini akan menyumbang bagi peningkatan berat badan kamu.
Mencari sumber dan mengetahui dasar ilmiahnya adalah cara tepat untuk mengatasi Kesesatan Mitos Info Kesehatan Yang Ternyata Salah Kaprah. Untuk itu bijaklah menangggapi berita-berita yang berkembang di masyarakat.