Grebeg Pajak 2025 menjadi salah satu program paling disorot di Kabupaten Sumenep pada tahun ini. Program hasil gagasan Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Kabupaten Sumenep melalui Bidang Pendataan dan Penetapan Daerah (P2D) ini bukan sekadar sosialisasi pajak, melainkan gerakan edukasi publik yang dikemas secara kreatif, menghibur, dan mudah diterima masyarakat. Pelaksanaan kegiatan ini pada 6 November 2025 dilakukan langsung di restoran Mie Gacoan Sumenep, sebuah lokasi populer yang kerap menjadi titik berkumpul anak muda dan keluarga. Tujuan utamanya jelas: meningkatkan kesadaran wajib pajak terkait Pajak Barang dan Jasa Tertentu (PBJT) khusus makanan dan minuman sembari memperlihatkan bahwa pajak tidak hanya bersifat kewajiban, tetapi juga hadir kembali kepada masyarakat dalam bentuk manfaat nyata.
Grebeg Pajak 2025 disusun sebagai jawaban atas tantangan klasik: masih banyak masyarakat yang belum memahami bahwa pajak daerah merupakan sumber pendapatan utama yang menopang pembangunan. Dengan pendekatan formal, pesan pajak sering kali tidak tersampaikan secara efektif. Karena itu, Bapenda Sumenep memilih strategi yang lebih komunikatif—membawa edukasi pajak langsung ke ruang aktivitas masyarakat. Alih-alih sosialisasi di gedung pemerintah, edukasi dilakukan di tengah suasana santai sambil makan, bercengkerama, dan menikmati suasana publik. Inilah karakter utama Grebeg Pajak 2025: dekat, merakyat, dan berorientasi pada partisipasi nyata.
Pelaksanaan acara yang menggandeng konten kreator lokal MANA MANA semakin memperkuat dampak penyampaian pesan. Kehadiran tokoh digital dengan pengikut aktif memberikan akses jangkauan lebih luas, terutama pada generasi muda yang kini berperan besar dalam struktur ekonomi daerah. Video, percakapan spontan dengan pengunjung, hingga momen pengundian hadiah menjadi daya tarik tersendiri. Konten yang dihasilkan tidak hanya menyampaikan pesan “bayar pajak itu penting”, tetapi mengalirkannya dalam format storytelling yang hangat, lucu, dan mudah membekas. Edukasi pun berjalan secara alami—tidak memaksa, tidak kaku.
Esensi Grebeg Pajak 2025 ditekankan secara langsung oleh Achmad Afifi, S.E, MPA, selaku Kasubid Penagihan dan Penyelesaian Keberatan Bidang P2D. Ia menegaskan bahwa kegiatan ini adalah bentuk nyata Bapenda mendekatkan diri kepada masyarakat. Menurutnya, pajak bukan sekadar angka yang tertera pada struk pembayaran restoran, tetapi bagian dari siklus pembangunan daerah. “Setiap rupiah PBJT yang dibayar masyarakat akan kembali dalam bentuk sarana umum, pembangunan jalan, layanan kesehatan, pendidikan, penerangan, hingga fasilitas publik yang setiap hari kita gunakan,” ujarnya. Pendidikan pajak tidak bisa lagi hanya dilakukan di aras administratif; ia harus hadir dalam ruang hidup masyarakat.
Komponen hadiah dalam Grebeg Pajak 2025 menjadi elemen yang memberikan pengalaman emosional. Kupon undian diberikan kepada pengunjung yang melakukan transaksi makanan dan minuman yang dikenai PBJT di Mie Gacoan pada hari penyelenggaraan. Hadiah yang disediakan bukan hadiah simbolis, tetapi berupa barang-barang kebutuhan rumah tangga seperti lemari es, kipas angin, rice cooker, dan setrika. Hadiah-hadiah ini memiliki nilai fungsional langsung dan beresonansi dengan kehidupan domestik masyarakat. Bagi pemerintah, hadiah ini sekaligus pernyataan bahwa pajak tidak berhenti pada kas daerah—pajak kembali kepada warga dalam bentuk kenyamanan dan peningkatan kualitas hidup.
Salah satu momen yang membangkitkan antusiasme adalah pengumuman pemenang hadiah utama. Rima, warga Manding, keluar sebagai penerima hadiah lemari es. Reaksi yang muncul begitu natural: kaget, gembira, dan haru. “Saya datang hanya untuk makan, tidak terpikir akan membawa pulang hadiah sebesar ini,” tuturnya sambil tersenyum lebar. Narasi seperti ini memiliki kekuatan menular—kisah positif yang bercerita bahwa pajak dapat menghadirkan kebahagiaan, bukan hanya kewajiban. Kejadian tersebut kemudian menjadi cerita yang dibagikan dari mulut ke mulut, diperkuat media sosial, dan menumbuhkan citra positif pengelolaan pajak daerah.
Bupati Sumenep, Dr. H. Ahmad Fauzi Wongsojudo, S.H, M.H, memuji langkah kreatif ini. Dalam pandangannya, pajak adalah fondasi kemandirian daerah. Semakin kuat struktur pajak dan kepatuhan masyarakat, semakin mandiri pula pembangunan daerah tanpa terlalu bergantung pada bantuan pusat. Bupati menilai Grebeg Pajak 2025 memiliki dua dampak sekaligus: meningkatkan penerimaan PBJT dan menguatkan hubungan emosional antara pelaku usaha, masyarakat, dan pemerintah. Selain itu, program semacam ini membantu pelaku usaha meningkatkan loyalitas pelanggan. Pelanggan datang bukan hanya karena menu lezat, tetapi juga karena pengalaman menyenangkan dan peluang mendapatkan hadiah.
Dari sisi ekonomi, program Grebeg Pajak 2025 juga menunjukkan kecerdasan membaca dinamika pasar. Industri kuliner di Sumenep berkembang cepat seiring pertumbuhan pariwisata, gaya hidup digital, dan tren nongkrong. Sektor ini adalah sektor hidup, dinamis, dan memiliki arus transaksi tinggi. Mengarahkan edukasi pajak ke sektor ini berarti menyentuh jantung ekonomi riil daerah. Semakin patuh sektor ini, semakin stabil Pendapatan Asli Daerah (PAD). Stabilitas PAD berarti kemampuan pemerintah memperluas pembangunan, memperkuat pelayanan publik, dan pada akhirnya meningkatkan kesejahteraan.
Namun, esensi paling mendasar dari Grebeg Pajak 2025 adalah budaya kolektif baru: bahwa pembangunan adalah tanggung jawab bersama. Pemerintah bukan satu-satunya aktor. Pelaku usaha, konsumen, dan warga adalah bagian dari siklus yang saling terkait. Ketika masyarakat membayar pajak, mereka sebenarnya sedang menyusun masa depan daerah mereka sendiri—masa depan di mana jalan lebih baik, akses kesehatan lebih mudah, pelayanan publik lebih manusiawi, dan ruang tumbuh ekonomi lokal semakin luas.
Dengan keberhasilan pelaksanaan Grebeg Pajak 2025, Bapenda Sumenep menunjukkan bahwa kesadaran pajak dapat dibangun tidak hanya melalui aturan, tetapi melalui kedekatan, apresiasi, kreativitas, dan sentuhan emosional. Ke depan, program ini berpotensi diperluas ke sektor usaha lain, bahkan menjadi model inspiratif bagi kabupaten dan kota lainnya.


