Selasa, 22 Oktober 2024, masyarakat Indonesia, khususnya umat Islam, merayakan Hari Santri dengan penuh khidmat. Hari Santri bukan hanya sekadar peringatan, tetapi juga momentum refleksi untuk mengapresiasi kontribusi santri dalam menjaga dan memperjuangkan nilai-nilai keagamaan serta kebangsaan. Dalam peringatan yang istimewa ini, Bapak Faruk Hanafii, S.Sos., M.Si., Kepala Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Kabupaten Sumenep, menyampaikan ucapan selamat kepada seluruh santri di Sumenep dan di seluruh Indonesia. Beliau menekankan pentingnya peran santri dalam kemajuan dan pembangunan daerah, serta keterkaitannya dengan kesadaran masyarakat untuk membayar pajak.
Santri, sebagai generasi penerus bangsa, memiliki peran yang sangat strategis dalam membangun karakter dan moral masyarakat. Di tengah dinamika sosial dan ekonomi yang terus berubah, santri dapat menjadi teladan dengan menjunjung tinggi nilai-nilai kejujuran, disiplin, dan tanggung jawab. Dalam konteks pembangunan Sumenep, santri diharapkan dapat berkontribusi aktif dalam berbagai bidang, termasuk dalam meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya membayar pajak. Dengan mempromosikan kesadaran pajak, santri dapat membantu menciptakan masyarakat yang lebih sadar akan tanggung jawab mereka sebagai warga negara.
Bapak Faruk menegaskan bahwa pajak merupakan pondasi utama bagi kemajuan pembangunan Sumenep. Pajak yang dibayarkan oleh masyarakat menjadi sumber pendapatan asli daerah (PAD) yang sangat vital untuk mendukung berbagai program pembangunan. Oleh karena itu, penting bagi setiap lapisan masyarakat, termasuk santri, untuk menyadari tanggung jawab mereka dalam memenuhi kewajiban pajak. Dengan pemahaman yang baik tentang pentingnya pajak, santri dapat menjadi contoh bagi masyarakat luas dalam memenuhi kewajiban tersebut. Melalui sosialisasi dan edukasi yang tepat, kesadaran masyarakat untuk membayar pajak dapat ditingkatkan.
Di pesantren, santri tidak hanya mendapatkan pendidikan agama, tetapi juga dibekali dengan nilai-nilai kewarganegaraan dan tanggung jawab sosial. Dalam proses belajar mengajar, santri diajarkan untuk memahami peran mereka dalam masyarakat, termasuk dalam hal perpajakan. Bapak Faruk berharap agar pesantren dapat menjadi wadah yang efektif untuk mendidik santri tentang pentingnya membayar pajak sebagai kontribusi mereka terhadap pembangunan daerah. Dengan pengetahuan yang lebih baik tentang pajak, santri diharapkan dapat menyebarluaskan informasi ini kepada masyarakat, sehingga mereka dapat lebih aktif dalam memenuhi kewajiban perpajakan.
Hari Santri juga merupakan momen bagi kita semua untuk menghargai perjalanan sejarah perjuangan para santri dalam mempertahankan kemerdekaan dan pembangunan bangsa. Dalam konteks ini, Bapak Faruk mengajak santri untuk tidak hanya berperan dalam aspek keagamaan, tetapi juga dalam pembangunan sosial dan ekonomi. Dengan keterlibatan aktif santri dalam berbagai kegiatan pembangunan, seperti penyuluhan pajak dan kegiatan sosial lainnya, diharapkan akan terbentuk kesadaran kolektif di masyarakat tentang pentingnya membayar pajak untuk kemajuan bersama.
Santri memiliki potensi besar untuk menjadi pemimpin masa depan, baik di tingkat lokal maupun nasional. Dengan bekal pendidikan yang baik dan nilai-nilai yang telah diajarkan di pesantren, santri dapat berperan aktif dalam pemerintahan dan pengambilan keputusan yang berkaitan dengan pembangunan daerah. Dalam posisi ini, mereka dapat memperjuangkan kebijakan yang mendukung peningkatan kesadaran wajib pajak di masyarakat. Hal ini menunjukkan bahwa santri tidak hanya menjadi penerus generasi, tetapi juga menjadi penggerak perubahan yang signifikan dalam masyarakat.
Bapak Faruk juga menekankan bahwa untuk mencapai tujuan pembangunan yang diinginkan, kolaborasi antara pemerintah, santri, dan masyarakat sangat penting. Melalui kemitraan yang baik, semua pihak dapat berkontribusi dalam meningkatkan kesadaran pajak dan memastikan bahwa pajak yang dibayarkan digunakan untuk pembangunan yang benar-benar bermanfaat bagi masyarakat. Dalam hal ini, santri diharapkan dapat berperan sebagai jembatan komunikasi antara pemerintah dan masyarakat, sehingga informasi mengenai pentingnya pajak dapat tersampaikan dengan baik.
Pendidikan tentang pajak di pesantren harus dipandang sebagai investasi untuk masa depan. Dengan membekali santri dengan pengetahuan tentang perpajakan, kita tidak hanya meningkatkan kesadaran mereka, tetapi juga mempersiapkan mereka untuk menjadi generasi yang peduli terhadap kemajuan daerah. Bapak Faruk berharap agar seluruh pesantren di Sumenep dapat mengintegrasikan pendidikan pajak dalam kurikulum mereka, sehingga santri dapat memahami pentingnya pajak sebagai sumber pendanaan bagi pembangunan daerah yang lebih baik.
Sebagai penutup, Bapak Faruk Hanafii mengajak semua pihak, terutama para santri, untuk bersatu dalam meningkatkan kesadaran akan pentingnya membayar pajak. Mari kita jadikan pajak sebagai alat untuk mewujudkan cita-cita bersama demi kemajuan dan kesejahteraan Sumenep. Dengan kerja sama yang baik antara pemerintah, santri, dan masyarakat, pembangunan Sumenep yang lebih baik dan berkelanjutan dapat tercapai. Selamat Hari Santri, semoga perjuangan dan pengabdian kita selalu diberkahi dan memberikan manfaat bagi umat dan bangsa.