Lahirnya Alam Semesta
Bintang Dan Atom
[post_ads]
Ketika sudah menjadi bintang Hidrogen -yang sebetulnya hanyalah sebuah bola gas raksasa saja-, maka bagian pusat dari bola akan memiliki konsentrasi tinggi dan menghasilkan tekanan dan panas yang luar biasa di dalamnya. Adanya tekanan ini akan mengakibatkan terjadinya reaksi fusi dari atom Hidrogen menjadi atom Helium, dengan efek samping berupa suhu panas dan energi yang luar biasa besar. Seiring dengan waktu, seluruh atom Hidrogen yang bisa dibakar menjadi helium akan habis, dan bintang tersebut akan mati.
Matinya sebuah bintang bisa berujung macam – macam, tergantung seberapa besar bintang tersebut. Bisa berevolusi menjadi bintang Helium yang ukurannya lebih kecil, bisa juga meledak menjadi sebuah supernova
Supernova adalah ledakan luar biasa besar yang terjadi saat sebuah bintang mati. Karena besarnya energi yang terlempar, reaksi inti atom – atom yang tadinya berada di bintang tersebut pun terjadi secara besar – besaran, disinilah berbagai reaksi nuklir melahirkan partikel – partikel berat seperti logam, karbon, besi dan lain – lain, diluar daripada atom Hidrogen, Helium dan partikel – partikel ringan lainnya yang sudah terlahir sejak Big Bang maupun reaksi nuklir di dalam sebuah bintang ketika masih hidup.[next]
Planet
Elemen – elemen ini mengambang begitu saja di ruang hampa. Sebagian elemen yang mengambang di sekitar sebuah bintang akan mengorbit pada bintang tersebut. Elemen – elemen ini tersedia dalam bentuk awan gas kecil sampai kepada batu – batu dengan komposisi yang berbeda – beda, untuk mudahnya kita sebut saja benda – benda tersebut sebagai benda angkasa.
Benda – benda angkasa yang beredar pada jarak orbit yang berdekatan dari planet induknya cepat atau lambat akan bertabrakan satu sama lain. Dan setelah bertabrakan, karena adanya gaya gravitasi maka keduanya justru akan menempel dan bergabung menjadi satu.
Dalam proses beberapa ratus juta atau bahkan milyar tahun, akan terjadi kestabilan, dimana untuk jarak orbit yang kurang lebih sama dari sebuah bintang, akan terbentuk satu buah benda angkasa yang cukup besar dengan berbagai macam elemen yang tersusun di dalamnya. Benda – benda yang sudah cukup besar dan relatif orbit dan bentuknya stabil inilah yang kita namai sebagai planet.
Planet pun bermacam – macam, ada yang elemen pembentuknya sebagian besar adalah elemen padat, sehingga melahirkan planet berbahan dasar batu, seperti bumi. Ada juga yang sebagian besar adalah gas, misalnya Jupiter.
Sementara itu, benda – benda angkasa lain yang belum membentuk planet akan tetap mengorbit pada bintang yang bersangkutan. Salah satu bentuk dari benda – benda angkasa ini kita kenal dalam bentuk asteroid.
Bumi, Atmosfer dan Air
Gas – gas inilah yang kemudian membentuk atmosfer dari bumi, dimana salah satu penyusunnya adalah uap H2O alias air. Beberapa ratus juta tahun setelah bumi terbentuk, dan semua elemen berat telah turun ke dasar bumi, suhu di permukaan bumi menurun, sehingga uap air yang ada di atmosfer pun bisa turun menjadi hujan.
Turunnya hujan ini menyebabkan suhu bumi menurun lebih rendah lagi, sehingga lebih banyak hujan yang terjadi. Kejadian ini berlangsung terus menerus selama beberapa ratus juta tahun sehingga suhu bumi pun stabil di permukaan, meskipun masih sangat panas di intinya sampai sekarang.[next]
Makhluk Hidup
Ya, asam amino adalah bahan dasar dari protein, dan berbagai asam amino bisa dibentuk hanya dengan bahan dasar yang ada di bumi, petir, radiasi dan air sebagai perantara saja. Singkat cerita berbagai asam amino ini terus bermunculan berkat reaksi – reaksi yang ada hingga akhirnya antar asam amino pun bereaksi dan terbentuklah berbagai protein.
Dan di antara protein – protein itu terus menerus terjadi reaksi selama jutaan tahun hingga terbentuklah sebuah molekul bernama RNA.
Singkat cerita, RNA adalah bahan dasar kehidupan paling primitif, karena RNA adalah sebuah bahan yang mampu menyalin dirinya, sebuah sifat perkembang biakan yang menjadi ciri khas makhluk hidup di bumi dibandingkan dengan benda – benda tidak hidup di sekitarnya. Hingga saat ini RNA masih menjadi inti dari kehidupan virus.
Selanjutnya, selama beberapa milyar tahun, bumi dipenuhi oleh benda – benda berintikan RNA dan variannya yang mampu mereplikasi dirinya sendiri. Benda – benda ini begitu bervariasi dan dengan berbagai reaksi yang ada, lama – kelamaan struktur benda – benda ini semakin rapi dan menjadi sebuah sel. Sel – sel ini pun lama – kelamaan berevolusi membentuk sebuah kehidupan bersama dalam bentuk multisel setelah milyaran tahun.
Evolusi
Selama ratusan juta tahun, Dinosaurus merajai permukaan bumi sebelum akhirnya punah 65 juta tahun yang lalu. Punahnya dinosaurus memberikan kesempatan bagi hewan – hewan yang lebih kecil untuk bisa berevolusi karena kehidupannya tidak lagi terancam mati karena dimakan atau terinjak Dinosaurus, dimana salah satunya adalah para Mamalia.
Mamalia berevolusi dengan cepat, dalam beberapa puluh juta tahun saja, telah muncul banyak sekali spesies hasil evolusi mamalia, mulai dari tikus sampai jerapah.
Manusia
Tapi manusia memiliki sebuah ciri khas dibanding primata lain, yaitu struktur mulut yang mampu menghasilkan suara yang sangat beragam. Kita tidak sekedar bisa menggonggong atau mengeong, kita bisa menghasilkan ribuan suku kata dari mulut kita.
Hal ini adalah kunci keberhasilan manusia menaklukkan bumi: Komunikasi.
Berkat mulut yang mampu menghasilkan berbagai macam suara, komunikasi kita tidak terbatas pada menyampaikan emosi dasar seperti marah, lapar, takut atau ingin bercinta saja, kita mampu bercerita dengan mulut kita. Selanjutnya cerita berujung pada pertukaran informasi, dan pertukaran informasi berujung kepada pengayaan pengetahuan.
Dari situlah manusia berhasil menguasi dunia, berkat komunikasi, budaya terbangun, pengetahuan terbagi dan bisa dikembangkan. Hanya dalam 200 ribu tahun, tanpa harus berbadan besar, kita berhasil mendominasi bumi.