Kilau perayaan Upacara Hari Jadi Kabupaten Sumenep ke-756 berubah semakin meriah ketika prosesi Anugerah Pajak 2025 memasuki sesi penganugerahan bagi para pelaku usaha berprestasi. Tepuk tangan panjang mengisi udara ketika nama Hotel De Baghraf diumumkan sebagai Pemenang 1 Kategori Pembayaran PBJT Jasa Perhotelan Terbesar 2025, mengalahkan dua pesaing terdekatnya, Hotel Kaberaz (peringkat 2) dan Hotel Asmi (peringkat 3). Ketiga hotel itu menjadi simbol baru penggerak Pendapatan Asli Daerah (PAD) sektor perhotelan, sekaligus bukti bahwa kepatuhan pajak dapat melahirkan reputasi yang membanggakan.
Sorotan utama tentu tertuju pada momen ketika Wakil Bupati Sumenep, KH. Imam Hasyim, dan Kepala Bapenda Sumenep, Faruk Hanafi, S.Sos., M.Si., naik ke panggung untuk menyerahkan piagam, trofi, dan simbolis apresiasi kepada tiga penerima penghargaan. Dalam atmosfer sakral namun hangat khas prosesi hari jadi, keduanya menyampaikan pesan penuh optimisme bahwa pelaku usaha yang patuh adalah tulang punggung finansial sebuah kabupaten. Nama Hotel De Baghraf disebut sebagai contoh ideal, sementara Hotel Kaberaz dan Hotel Asmi mendapat pujian sebagai mitra usaha yang terus menunjukkan grafik kepatuhan yang stabil dan bertanggung jawab.
Di balik podium, Akh. Sugiharto, S.E., M.Si., selaku Kepala Bidang Pengelolaan Pendapatan Daerah (P2D) Bapenda, menuturkan bahwa keberhasilan tiga hotel tersebut bukan sekadar capaian angka. Ia menekankan bahwa kepatuhan mereka adalah representasi dari kesadaran kolektif pelaku usaha bahwa pajak perhotelan memiliki dampak langsung pada pembangunan daerah. Sugiharto, yang dikenal teliti namun komunikatif, mengungkapkan bahwa prestasi Hotel De Baghraf tahun ini melampaui catatan tahun sebelumnya, membuktikan bahwa tata kelola bisnis yang transparan dapat berjalan beriringan dengan pertumbuhan usaha.
Sementara itu, Hotel Kaberaz dan Hotel Asmi hadir sebagai simbol kemajuan sektor perhotelan menengah di Sumenep. Meski berada pada posisi dua dan tiga, kontribusi mereka disebut sebagai bagian penting dalam mendorong keseimbangan penerimaan daerah. Hotel Kaberaz tercatat mengalami lonjakan okupansi sepanjang tahun 2025, terutama pada musim liburan dan kegiatan pemerintahan. Sedangkan Hotel Asmi, yang dikenal sebagai hotel dengan jangkauan pelanggan paling beragam, berhasil mempertahankan stabilitas pembayaran PBJT meskipun persaingan semakin ketat. Duo hotel ini membuktikan bahwa kompetisi sehat tidak hanya menciptakan persaingan bisnis, tetapi juga meningkatkan kontribusi pajak yang signifikan.
Di tengah tepuk tangan dan sorot kamera, peran Bapenda Kabupaten Sumenep menjadi fondasi keberhasilan acara ini. Melalui inovasi sistem monitoring real-time PBJT, digitalisasi laporan transaksi, dan edukasi rutin kepada wajib pajak, Bapenda berhasil memperbaiki ekosistem pajak daerah dengan pendekatan yang lebih manusiawi dan efektif. Faruk Hanafi, sebagai kepala Bapenda, menyebut bahwa keberhasilan perhotelan Sumenep dalam menyetorkan pajak adalah hasil kerja bersama antara pemerintah daerah dan pelaku usaha. Menurutnya, penghargaan seperti ini bukan sekadar seremoni, tetapi bentuk penghargaan terhadap mereka yang menggerakkan sendi keuangan kabupaten tanpa banyak suara.
Di sisi lain, KH. Imam Hasyim dalam pidatonya memberikan komentar tajam namun penuh semangat. Ia menyebut bahwa sektor perhotelan bukan hanya melayani wisatawan, tetapi juga menjadi wajah penerimaan pertama bagi siapa pun yang masuk ke Sumenep. Karena itu, hotel-hotel yang patuh pajak berarti turut menjaga citra daerah dari sisi profesionalitas, keteraturan administrasi, dan tanggung jawab sosial. Ia memuji Hotel De Baghraf karena berhasil menunjukkan bahwa kemewahan layanan tidak harus bertentangan dengan integritas pajak. Pujian serupa juga diberikan kepada Hotel Kaberaz dan Hotel Asmi yang dinilai konsisten menjaga ritme pembayaran.
Dari perspektif manajemen, perwakilan Hotel De Baghraf menuturkan bahwa apresiasi ini menjadi dorongan besar untuk mempertahankan standar yang selama ini mereka bangun. Mereka menyatakan bahwa peningkatan PBJT bukan semata-mata hasil dari jumlah tamu, tetapi dari keinginan manajemen untuk menjalankan kewajiban secara tertib, jujur, dan terukur. Mereka menyampaikan bahwa pelayanan hotel bukan hanya soal kenyamanan kamar, tetapi juga mencakup upaya membangun hubungan harmonis dengan pemerintah daerah. Dengan penghargaan ini, mereka berkomitmen untuk mempertahankan reputasi sebagai hotel yang berintegritas.
Hotel Kaberaz, sebagai pemenang kedua, memberikan tanggapan menarik mengenai pembinaan Bapenda yang dinilai sangat membantu dalam hal konsolidasi data transaksi dan pemahaman regulasi PBJT terbaru. Mereka menyebut bahwa selama ini Bapenda tidak hanya melakukan pengawasan, tetapi benar-benar menjadi mitra dialog yang membantu pelaku usaha memahami mekanisme pajak daerah secara komprehensif. Hal serupa diungkapkan oleh Hotel Asmi, yang menyampaikan bahwa pendekatan persuasif P2D Bapenda telah membuat proses pembayaran pajak terasa lebih mudah, cepat, dan tidak menakutkan.
Keberhasilan tiga hotel besar ini menciptakan efek domino terhadap hotel-hotel lain di Sumenep. Banyak pelaku usaha perhotelan mulai memperbaiki sistem pembukuan, meningkatkan akurasi pencatatan transaksi, dan berkolaborasi lebih aktif dengan Bapenda. Dengan semakin ketatnya persaingan dan meningkatnya kesadaran pajak, Sumenep berpeluang besar menjadikan sektor perhotelan sebagai lokomotif PAD yang stabil dan progresif. Penghargaan Anugerah Pajak 2025 menjadi bukti bahwa pembangunan daerah bukan hanya tugas pemerintah, tetapi juga hasil gotong royong dunia usaha.
Menutup rangkaian acara, Wakil Bupati kembali menegaskan bahwa Pemerintah Kabupaten Sumenep akan terus menjaga hubungan baik dengan pelaku usaha melalui pelayanan pajak yang mudah, transparan, dan humanis. Ia berharap tahun depan semakin banyak hotel dan restoran yang ikut naik podium penghargaan sebagai bentuk kompetisi sehat menuju masa depan pajak daerah yang kuat. Dengan Hotel De Baghraf di puncak, serta Hotel Kaberaz dan Hotel Asmi sebagai pendamping terhormat, sektor perhotelan Sumenep telah memberikan contoh bahwa kepatuhan bukan hanya kewajiban, melainkan kehormatan.


